Produk pangan yang ditanam dengan sistem organik saat ini mulai banyak dijumpai di pasaran, meski jumlahnya masih sedikit dibanding produk non organik. Menanggapi ini, Bali Organic Association (BOA) mengupayakan untuk mengembangkan produk pertanian organik sebagai produk hilir.
“Jika sekarang petani mulai menggunakan sistem pertanian organik, tinggal mengajak mereka lebih kreatif dengan mengolah apa yang mereka tanam. Dengan pola pengembangan di bagian hilir ini, diharapkan pendapatan petani bisa lebih baik,” kata Ketua BOA, Dr Ni Luh Kartini, dalam peluncuran produk olahan pertanian organik di Denpasar, Senin (15/5).
BOA merintis sistem pertanian organik sejak 1997. Dengan merangkul petani di beberapa daerah seperti Nusa Penida di Klungkung, Pemuteran di Tabanan, dan Pelaga di Badung, sekarang berkembang penanaman padi, palawija, sayur-sayuran, jambu mete dan buah-buahan tanpa pupuk kimia. Penjualan hasil tanaman itu, diakui Kartini, masih terkendala oleh kurangnya promosi dan kontinuitas produk.
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup petani, saat ini BOA bekerjasama dengan petani melalui penyuluhan dan pendampingan tentang pemanfaatan hasil pertanian.
Sekarang selain menjual hasil tanaman berupa padi dan sayuran organik, petani mulai diajak mengembangkan sirup dari alang-alang, secang, ubi ungu dan beberapa macam buah. Selain itu mereka juga mengembangkan penganan seperti keripik dari buah nangka. Kesemuanya ditanam dengan sistem organik.
Sukses Menjadi Konsultan Kesehatan Bersama Farida Ningsih Seorang Leader Melilea Konsultan Call: 021-73888872
Tidak ada komentar:
Posting Komentar